Author: FJ

Home / Articles posted by FJ (Page 3)
TAHUN 2023  TAHUN UNTUK BANGKIT, JADILAH PEMENANG!

TAHUN 2023 TAHUN UNTUK BANGKIT, JADILAH PEMENANG!

The Year to Rise Up, Be Victorious!

Shalom Saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus,

kita baru saja memasuki tahun yang baru, yaitu tahun 2023. Kita baru saja meninggalkan tahun 2022, Tahun Paradigma yang Baru, tahun dimana Tuhan membuat sesuatu yang baru, yang lama sudah berlalu.

Kita sedang melihat bahwa tahun 2023 pandemi COVID-19 masih belum berakhir; perang Rusia – Ukraina yang masih berkelanjutan; informasi tentang inflasi dan resesi ekonomi tahun 2023 diberitakan di semua platform media sosial. Mungkin ada yang bertanya-tanya bagaimana dengan keadaan saya? Apakah keadaan saya akan lebih baik atau lebih jelek? Bagi Saudara yang sedang bertanya-tanya seperti itu saya katakan bahwa kita harus berpegang kepada firman Tuhan.

TAHUN 2023 AKAN LEBIH BAIK DARIPADA TAHUN 2022

Tahun 2023 akan lebih baik daripada tahun 2022 karena:

1. Kasih Tuhan Tidak Berkesudahan
​Ratapan 3:22-23 yang berkata:

“Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!”

​Berdasarkan ayat ini kita harus percaya bahwa kasih setia Tuhan selalu baru tiap hari, selalu baru tiap minggu, selalu baru tiap bulan dan selalu baru setiap tahun. Karena itu saya mengajak Saudara untuk memperkatakan ini:

“Tuhan, saya percaya, bagi saya tahun 2023 akan lebih baik dari tahun 2022, karena kasih setia Tuhan selalu baru setiap pagi, selalu baru tiap minggu, selalu baru setiap bulan dan selalu baru setiap tahun.”

2. Kita Hidup Berharap dan Berkenan Kepada Tuhan
Ratapan 3:24 berkata:

“TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.”

Jadi karena kita akan selalu berharap kepada-Nya, maka kita akan berkata tahun 2023 akan lebih baik daripada tahun 2022. Haleluya!

​Apa yang terjadi kalau kita berharap kepada-Nya?

a. Mendapat kekuatan yang baru, yang akan melebihi kekuatan orang-orang muda. (Yesaya 40:30-31)
• Mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya.
• Mereka berlari dan tidak menjadi lesu.
• Mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. Haleluya!!

b. Mazmur 37:23-24 berkata:

“TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.”

Orang yang hidupnya berkenan kepada Tuhan adalah orang yang berharap kepada Tuhan.

Bagi orang yang seperti itu, Tuhan akan menetapkan langkah-langkahnya dan apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya. Perlu dicatat: Sebagai orang-orang yang berkenan kepada Tuhan, kita bisa jatuh ke dalam berbagai macam kegagalan dan masalah.

Alkitab memang berkata bahwa k ita bisa saja jatuh, tetapi tidak sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangan kita. Katakan Haleluya!!

c. Yeremia 17:7-8 berkata:

“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”

Haleluya!!

d. Mazmur 32:8 dan Mazmur 33:18 berkata:
Bahwa mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Tuhan akan mengajar, menasehati dan menunjukkan jalan yang harus kita tempuh. Tuntunan Tuhan ini akan kita mengerti, hanya kalau mata kita tertuju kepada Dia.

3. Hati Kita Melekat Kepada Tuhan, Karena Hidup Intim Deng an Tuhan
Dalam Mazmur 91:14-16, Tuhan berkata:

• “Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akanmeluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.
• Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akanmenyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.
• Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akanKuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.”

Jadi kalau hati kita itu melekat kepada Tuhan, kalau kita hidup intim dengan Tuhan, maka:

• Tuhan akan meluputkan dan membentengi kita terhadap sakit penyakit, panah api dari si jahat, jerat penangkapburung, kedahsyatan malam atau terror of the night yangberbicara tentang penculikan, perampokan, pemerkosaan,pembunuhan, terorisme, peperangan.
• Tuhan akan menjawab ketika kita berseru dalam masa kesesakan.
• Tuhan akan memuliakan kita.
• Tuhan akan memberikan panjang umur dengan berkat yang melimpah.
• Tuhan akan memberikan keselamatan. Haleluya!!

TAHUN 2023 ADALAH TAHUN UNTUK BANGKIT, JADILAH PEMENANG

Tuhan menuntun kita untuk memasuki tahun 2023 dengan memberikan tema bahwa:

“Tahun 2023 adalah Tahun untuk Bangkit, JadilahPemenang!

The Year to Rise Up, Be Victorious!”

Tuhan memberikan ayat emas untuk tema tahun ini dari Efesus 5:14 dan 2 Korintus 2:14.

Mungkin ada sebagian orang ketika mendengar Tahun 2023 adalah Tahun untuk Bangkit, Jadilah Pemenang; langsung pengertiannya adalah bangkit dari keterpurukan dalam bidang ekonomi, sosial, kesehatan, keluarga, sekolah dan lain-lain. Apalagi menghadapi tahun 2023 dimana:

• Pandemi belum selesai.
• Perang Rusia Ukraina yang belum berakhir yang berujungkepada krisis ekonomi dan energi yang melanda dunia.
• PHK massal di perusahaan-perusahaan besar seperti Twitter, Facebook, Disney, Amazon.
• Rusia dan Inggris dinyatakan mengalami resesi.

Banyak yang merasa takut, kuatir dan panik. Namun ketika mendengar tema yang Tuhan berikan untuk tahun 2023, itumemberikan suatu pengharapan yang baru bagi mereka yang bergantung kepada Tuhan Yesus.

Kita baru saja meninggalkan tahun 2022 yang berarti meninggalkan tahun paradigma yang baru. Selama ini kita merasakan bahwa cara-cara yang lama ketika memasuki tahun 2022 sudah tidak dapat digunakan lagi. Harus memakai cara yang baru yang Tuhan berikan kepada kita.

Mungkin ada di antara kita yang justru mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri sehingga mengalami frustasi, tertekan, tidak tahu apa yang harus diperbuat. Di tengah-tengah keadaan seperti itu Tuhan berbicara kepada kita bahwa Tahun 2023 adalah Tahun untuk Bangkit, Jadilah Pemenang. Saya percaya Tuhan memberikan kepada kita kekuatan untuk bangkit dan meraih kemenangan.

Efesus 5:14 berkata:

“Itulah sebabnya dikatakan: “Bangunlah, hai kamuyang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.”

BANGKIT

Dalam pengertian bahasa Ibrani kata ‘bangkit’ diterjemahkan sebagai ‘Qum’ yang memiliki pengertian yang sama dengan bahasa Inggris: ‘arise’ dan ‘stand’. Yang menarik adalah kata ‘Qum’ juga memberi pengertian bahwa yang namanya bangkit itu adalah berdiri tegak. Bangkit dari mindset yang salah.Bangkit kepada jati diri sebagai murid Kristus, dimana para murid diminta oleh Tuhan Yesus untuk bangun dan melihat tuaian jiwa-jiwa.

John Wesley, bapa Gerakan Metodis dan Kekudusan, memberikan komentar bahwa Efesus 5:14 ini menyiratkan pesan agar pengikut-pengikut Kristus selaku murid-murid Kristus juga bangkit dari ketidakpedulian kepada Tuhan maupun kepada diri sendiri.

Supaya Efesus 5:14 itu terjadi, yaitu supaya kita bangkit dan bangun sehingga Kristus akan bercahaya atas kita, maka kita harus melakukan Efesus 5:15-21. Karena itu:

• Perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup,janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan
• Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalahjahat.
• Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
• Janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggurmenimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,dan
• Berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur,kidung puji-pujian dan nyanyian rohani.
• Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.
• Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita, dan
• Rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.

2 Korintus 2:14 berkata,

“Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.”

Dalam ayat ini Paulus menggambarkan orang percaya seperti sedang dipamerkan oleh Allah kepada dunia sebagai suatu kemenangan dan trophy (piala) kasih karunia Kristus yang menyelamatkan. Kehidupan orang percaya yang sudah ditebus itu dinyatakan sebagai bau yang harum di hadapan Allah dan umat manusia. Kehidupan orang percaya yang dimaksudkan ini adalah mereka yang hidupnya berkemenangan. Hidup sebagai pemenang.

JADILAH PEMENANG

Wahyu pasal 2-3, yang merupakan pesan Tuhan Yesus kepada 7 Sidang Jemaat, yang berarti pesan Tuhan Yesus kepada gereja sepanjang masa, selalu diakhiri dengan perkataan sebagai berikut:

“Barangsiapa bertelinga, hendaklah mendengarkan apayang dikatakan oleh ROH kepada jemaat-jemaat.”

Jadi ini dapat disimpulkan barangsiapa menang, upahnya masuk surga. Hanya pemenang yang masuk surga.

Dalam 2 Korintus 2:14 ini, Paulus juga mengucap syukur karena Kristus selalu membawa Paulus di jalan kemenangan-Nya. Dalam kaitannya dengan kehidupan kekristenan maka Allah menunjukkan jalan kemenangan yaitu jalan salib atau pikul salib yang telah dijalani oleh murid-murid Kristus, sehingga mereka menghidupi hal ini memperoleh kemenangan.

Sama seperti Kristus telah menunjukkan bahwa Ia telah melalui jalan kemenangan dengan memikul salib-Nya, demikian jugadengan para pengikut-Nya yaitu para murid-Nya, Saudara dan saya juga harus jalan dan pikul salib.

Berita firman Tuhan tentang pikul salib sudah tidak populer bagisebagian orang Kristen. Mereka mengira bahwa untuk masuk surga cukup mengalami kelahiran baru, setelah itu hidup dengan ‘semau gue’. Disini saya tegaskan; orang yang mempunyai pengertian seperti itu harus bertobat, agar diselamatkan secara sempurna.

Hari-hari ini tidak ada waktu untuk main-main lagi dengan kekristenan. Orang Kristen yang berkenan di hadapan Tuhan, artinya berbau harum di hadapan Tuhan dan manusia, adalah mereka yang mengikuti jalan kemenangan-Nya yaitu dengan pikul salib.

Melalui perjalanan hidup pengikut Kristus yang dipertontonkan kepada banyak orang, mereka akan menjadi kesaksian dan alat penginjilan. Dalam menyelesaikan Amanat Agung hanya murid yang bisa memuridkan. Proses pemuridan ini terjadi melalui kesaksian hidup kita sebagai murid Tuhan Yesus kepada orang lain, bukan karena pelajaran yang hebat-hebat tentang pemuridan.

Perlu dicatat bahwa arti menang atau kemenangan dalam Alkitab bahasa Inggris yang disebutkan sebagai Triumphant, tidak pernah berbicara mengenai keuntungan secara pribadi maupun berkat secara pribadi. Pengertian ini juga sama dengan pengertian dalam bahasa Yunaninya. Pengertian kemenangan yang Tuhan maksudkan ternyata bertentangan dengan pengertian secara dunia. Sebagai perbandingan perhatikanpengajaran Tuhan Yesus di Matius 5 tentang Kotbah di Bukit dimana terlihat perbedaan yang menyolok tentang definisi bahagia secara surgawi dengan definisi umum secara duniawi.

Selanjutnya tentang pengertian menang dan kemenangan kita harus mengingat 2 hal sebagai berikut:

1. Kemenangan terjadi karena pengurapan Tuhan, seperti yang dikatakan dalam Mazmur 20:7.
Hal ini dipertegas dalam Zefanya 3:17 yang menyebutkan bahwa kemenangan berasal dari Tuhan.

2. Sesuai dengan yang tertulis dalam 1 Yohanes 5:4 makaKemenangan yang mengalahkan dunia adalah iman kita. Orang yang menang atas dunia akan mendapatkan upah yang spesial dari Tuhan.

Seperti yang tertulis dalam 1 Yohanes 2:15-17 yang berkata:

• Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
• Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
• Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup sampai selama-lamanya.

Karena itu orang yang menang atas dunia ini akan mendapatkan hidup kekal selama-lamanya.

Selamat Tahun Baru 2023.

Tahun untuk Bangkit, Jadilah Pemenang!

The Year to Rise Up, Be Victorious!

Tuhan Yesus memberkati Saudara berlimpah-limpah. Amin.

image source: https://wiirocku.tumblr.com/post/667200742971539457/embed

ALLAH BERSUKACITA ATAS KEMENANGAN  KITA

ALLAH BERSUKACITA ATAS KEMENANGAN KITA

TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai (Zefanya 3:17).

Setelah jatuh ke dalam dosa, manusia telah keluar dari kasih karunia Allah. Di luar Allah tidak ada kehidupan, pertolongan, jaminan dan damai sejahtera. Manusia hidup tersesat, menjadi budak dosa, hidup dalam kutuk dan menuju kepada kebinasaan. Karena kasihNya yang besar, Allah berinisiatif datang ke dunia lahir sebagai manusia untuk menyelamatkan manusia yang percaya kepadaNya.

Allah sangat bersukacita dalam mengusahakan kebaikan, memberkati, memulihkan dan memberi kita kemenangan. Orang percaya adalah sasaran kasih dan perkenan Allah yang besar. Ia tidak pernah menyerah terhadap kita, walaupun kita penuh dengan kelemahan dan ketidakmampuan.

Untuk dapat memahami hal ini kita harus melihat dengan cara pandang kekekalan. Dunia cenderung mengukur dan menilai segala sesuatu dari hal-hal yang dapat dilihat, namun orang benar hidup oleh iman percaya kepada Kristus. Jika kita memahami apa yang Yesus sudah lakukan, maka sukacita Kristus di dalam kita menjadi penuh.

Merupakan suatu anugerah yang besar kalau kita telah diampuni dan tidak ditimpa murka Allah. Musuh sudah dikalahkan dan kita dibebaskan dari perbudakan Iblis serta dosa. Si jahat tidak bisa menjamah hidup kita karena Allah melindungi. Tuhan Yesus ada di antara kita sebagai pahlawan yang memberikan kemenangan karena Roh yang ada di dalam kita lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.

Imanuel, Allah menyertai kita. Kasih Allah telah dicurahkan di hati kita melalui Roh KudusNya sehingga kita dapat terhubung denganNya melalui persekutuan serta hidup dalam kasih karunia untuk mendapatkan rahmat dan pertolongan pada waktunya.

Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu (Yohanes 14:16-17)

Sukacita kita akan mencapai puncaknya bila Allah menyatakan sepenuh kemuliaan dan kebesaranNya di bumi. Yesaya 35:4-10,

Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: “Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!”

a. Tuhan menyelamatkan kita dari cengkraman musuh, oleh sebab itu kita tidak perlu takut dan menjadi tawar hati akibat intimidasi/ tipu daya Iblis. Roh kita telah dibebaskan dari belenggu kuasa kegelapan. Kita telah menjadi anak-anak terang, milik Kristus Yesus.

Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara; tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan.

b. Tuhan memulihkan kehidupan kita secara fisik, mental, jiwa dan rohani. Dialah yang memikul kelemahan dan menanggung penyakit kita (Matius 8:17). Roh Kudus yang adalah sumber Air Hidup, menjadi mata air yang memulihkan hidup kita.

Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya. Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalaninya dan tidak akan terdapat di sana; orang-orang yang diselamatkan akan berjalan di situ,

c. Kita berjalan di dalam kebenaran dan kekudusan tanpa halangan karena tidak ada orang yang berbuat jahat atau berlaku busuk di Jalan Kudus Tuhan. Kita bisa menikmati hidup dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya karena lahir dari Allah dengan roh dan pikiran yang telah diperbarui firman Tuhan.

dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.

d. Melalui kebenaran dan kekudusan, Allah akan menuntun kita memasuki Sion, kota kemenangan atas musuh-musuh kita (2 Samuel 5:6-7). Kemenangan yang dari Tuhan membuat kita diliputi kegirangan dan sukacita ilahi, duka dan keluh kesah akan menjauh. Sukacita karena Tuhan adalah perlindungan bagi jiwa kita untuk kuat dan cakap dalam menanggung segala perkara.

Allah sangat bersukacita melihat hidup kita diselamatkan dan dipulihkan kembali seperti awal penciptaan. Bangsa Israel dulunya bangsa budak yang tidak berdaya, namun dipilih dan diangkat Tuhan menjadi bangsa yang besar dan ternama di bumi.

Begitu pula kita Israel rohani yang telah dipanggil keluar dari perbudakan dosa. Kita dipulihkan dan dibuat Tuhan menjadi suatu kerajaan imam dan bangsa yang kudus, harta kesayangan Tuhan sendiri (Keluaran 19:5-6) untuk memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang besar di hadapan segala bangsa.

Allah yang telah menyertai kita di tahun 2022 juga akan menyertai kita di tahun depan. Dia berada di tengah umatNya untuk memberikan jaminan kemenangan dalam menghadapi segala perkara di masa mendatang yang penuh gejolak serta tantangan. Selamat hari Natal, Tuhan Yesus memberkati.

image source: https://www.kcisradio.com/blog/zephaniah-317-daily-verse/

ALLAH  MENYELAMATKAN  DAN  MENYERTAI  KITA

ALLAH MENYELAMATKAN DAN MENYERTAI KITA

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus , karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” (Matius 1:18-25)

Pada mulanya manusia diciptakan segambar dengan rupa Allah. Kejadian 1:26-27

Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

Allah melihat segala yang dijadikanNya itu dalam keadaan ‘sungguh amat baik’. Manusia adalah mahluk termulia dari segala ciptaan karena segambar dengan rupa Allah, artinya manusia memiliki karakter dan daya kreatifitas seperti Allah. Oleh sebab itu, Allah memberikan kuasa (dominion) kepada manusia untuk berkuasa atas ciptaan lainnya. Allah mau manusia berkuasa dan mengelola seluruh ciptaan serta menghadirkan Kerajaan Allah di muka bumi.

Allah tidak menghendaki manusia seperti robot yang hanya tunduk kepada perintah tanpa hubungan kasih denganNya. Manusia diberikan free will/ hak bebas untuk mengasihi Allah. Akan tetapi manusia menggunakan hak bebasnya untuk melanggar perintah Allah sehingga jatuh ke dalam dosa. Sejak jatuh ke dalam dosa, manusia telah kehilangan identitas/ kemuliaan Allah serta kehilangan dominion.

Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (Roma 5:12)

Dosa membuat hubungan manusia dengan Allah terputus. Dari generasi ke generasi, manusia hidup di dalam kegelapan, dalam tekanan dan kelemahan, dalam ketakutan, merasa tidak aman (insecure) karena telah kehilangan dominion.

Ketakutan membuat manusia berusaha memenuhi seluruh kebutuhan fisik, mental dan rohaninya dengan kekuatan dan caranya sendiri. Akibatnya memperbudak diri dengan dosa, ikatan, dengan keinginan mata, keinginan daging serta keangkuhan hidup, hidup dalam kutuk dan berakhir dengan kebinasaan. Manusia berupaya menjadi jawaban bagi semua masalah, kebutuhan dan kepuasan jiwanya sendiri.

Jauh dari persekutuan dengan Allah membuat pengertian manusia menjadi gelap, pikirannya sia-sia dan hati menjadi degil/bebal. Manusia yang berjalan dalam kegelapan akan tersesat, tidak mengerti kehidupan yang sesungguhnya, tidak memahami kebenaran serta tidak memiliki jaminan kepastian akan masa depannya.

Dalam kondisi seperti ini, tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan diri dengan kekuatannya sendiri. Kesalehan, perbuatan baik, beramal/memberi sedekah, kegiatan agamawi, pelayanan, memiliki hikmat dan pikiran yang baik, dlsb tidak akan pernah bisa menyelamatkan. Hanya Allah sendiri yang sanggup menyelamatkan manusia dari kehancuran.

Tujuan utama Yesus lahir sebagai manusia ke dalam dunia adalah untuk menyelamatkan umatNya dari dosa mereka. Nama Yesus (Yeshua/Yosua,Ibrani) yang berarti ‘Yahweh menyelamatkan’ atau ‘Tuhan adalah keselamatan.’ Seperti Yosua di dalam Perjanjian Lama memimpin bangsanya menang atas musuh, Yesus memimpin umatNya menang atas dosa/kedagingan, Iblis, kutuk, dan maut.

JANGAN TAKUT SEBAB ALLAH BESERTA KITA

Lalu kata malaikat itu kepada mereka: ”Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. (Lukas 2:10-11)

Yesus Kristus datang sebagai Juruselamat untuk menyelamatkan, menghubungkan kembali manusia kepada persekutuan kasih dengan Allah dan mengembalikan identitas manusia seperti awal penciptaan (sebelum jatuh ke dalam dosa). Juruselamat diberikan untuk menyertai kita sehingga kita tidak perlu lagi hidup dalam ketakutan dan tipu daya musuh.

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:14).

Keselamatan di dalam Kristus tidak hanya terbatas kepada pengampunan dosa dan hidup kekal saja, tapi mencakup seluruh aspek kehidupan secara fisik, jiwa, mental dan roh. Selama kita melakukan bagian kita dengan menjaga kesehatan, tubuh fisik kita dalam keadaan sehat, bebas dari bibit penyakit dan kelemahan. Jiwa ada dalam keadaan baik dan aman, penuh damai sejahtera, sukacita, tidak takut dan kuatir. Secara roh kita telah dibebaskan dari kuasa kegelapan/cengkraman Iblis dan hidup dalam terang Tuhan. Secara materi/finansial kita dicukupkan sehingga tidak mengalami kekurangan. Kita tidak lagi hidup dalam kutuk tapi dalam kasih karunia dan berkat sehingga apa saja yang kita lakukan dibuat Tuhan berhasil.

Iman yang didasari kasih kepada Yesus Kristus akan menyingkirkan ketakutan. Iman kepada Kristus mengalahkan dunia serta intimidasi si jahat.
Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah? (1 Yohanes 5:5)

TUJUAN ALLAH MENYERTAI KITA

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Petrus 2:9)

Kita dipilih dan dipanggil bukan hanya untuk keselamatan diri sendiri, tapi agar kita berjalan dalam rancangan Allah bagi keselamatan seluruh umat manusia. Allah tidak menghendaki seorangpun binasa melainkan beroleh keselamatan. Roh Kudus yang dikaruniakan bagi kita memberikan kemampuan untuk menjadi saksi, memberitakan Injil keselamatan dan menjadikan semua bangsa murid Kristus.

Tahun-tahun ke depan adalah masa-masa yang penuh dengan tantangan tapi Tuhan sudah menguatkan kita dengan firmanNya : Jangan takut dan ragu karena Allah menyertai bahkan sampai kepada akhir jaman.

Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: ”Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:17-20)

image source: https://thebottomofabottle.wordpress.com/tag/1-john-54-5/

JANGAN TAKUT, BIMBANG DAN RAGU

JANGAN TAKUT, BIMBANG DAN RAGU

(Monthly theme : God with us, Allah beserta kita)

Perjalanan hidup di dunia ini di warnai dengan musim-musim silih berganti dan tidak ada yang pasti, kecuali janji Tuhan. Keadaan dunia yang tidak menentu membuat manusia sering merasa takut dan kuatir. Kadang hidup seperti sebuah misteri di mana kita tidak punya kuasa untuk memilih di mana dan kapan kita dilahirkan. Dan suatu saat nanti kita akan meninggalkan dunia ini.

Immanuel (God with us) berasal dari bahasa Ibrani yang artinya El = Allah; Immanu = beserta kita. Allah tidak membiarkan kita sendiri selamanya mencari sebab dan tujuan hidup, mencari awal dan akhir. Dia lahir kedunia untuk menyertai kita supaya siapa yang percaya tidak binasa melainkan beroleh kehidupan yang kekal (Yohanes 3:16) Jika orang Kristen masih juga kuatir, ragu dan cemas maka masalahnya ada pada kita yang kurang percaya. Dosa membuat manusia tidak bisa melihat penyertaan Tuhan yang sempurna.
Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa” (Yohanes 8:34)

Salib merupakan kekuatan Allah, dimana Yesus telah mencurahkan darahNya dan mati untuk penebusan dosa manusia. Inilah sumber penyertaan Allah untuk menguatkan iman kita. Oleh sebab itu, respon yang harus kita berikan adalah bertobat dari dosa.

Janji keselamatan bagi umat manusia telah dinubuatkan dalam kitab nabi Zefanya 3:11;16-20

11) Pada hari itu engkau tidak akan mendapat malu karena segala perbuatan durhaka yang kaulakukan terhadap Aku, sebab pada waktu itu Aku akan menyingkirkan dari padamu orang-orangmu yang ria congkak, dan engkau tidak akan lagi meninggikan dirimu di gunung-Ku yang kudus.
16-20) Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu. TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan . Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai, seperti pada hari pertemuan raya.” “Aku akan mengangkat malapetaka dari padamu, sehingga oleh karenanya engkau tidak lagi menanggung cela. Sesungguhnya pada waktu itu Aku akan bertindak terhadap segala penindasmu, tetapi Aku akan menyelamatkan yang pincang, mengumpulkan yang terpencar dan akan membuat mereka yang mendapat malu menjadi kepujian dan kenamaan di seluruh bumi. Pada waktu itu Aku akan membawa kamu pulang, yakni pada waktu Aku mengumpulkan kamu, sebab Aku mau membuat kamu menjadi kenamaan dan kepujian di antara segala bangsa di bumi dengan memulihkan keadaanmu di depan mata mereka,” firman TUHAN.

Setelah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita telah diampuni dan tidak akan lagi dihukum karena dosa-dosa kita. Melalui iman kepada Yesus Kristus, kita memiliki akses menghampiri tahta kasih karunia untuk mendapatkan pertolongan serta janji-janji Allah karena Darah Anak Domba telah melayakkan kita (Ibrani 4:16)

KEADAAN KITA SETELAH PERCAYA KEPADA KRISTUS

Kita menerima pengampunan dosa (KPR 10:43) dan murka Allah tidak akan menimpa kita (Mazmur 103:10; Roma 5:9). Allah mengaruniakan keselamatan (Efesus 2:8) dari kebinasaan dan menerima hidup kekal, Zoe life, wholeness/not lacking anything (Yohanes 20:31b) serta tidak berada di dalam penghukuman (Roma 8:1).

Kita dibenarkan karena percaya/taat kepada Yesus Kristus (Filipi 3:9). Tidak ada yang dapat menggugat orang pilihan yang telah dibenarkan Allah (Roma 8:33). Iman kita harus berfokus kepada Pribadi Yesus, bukan kepada apa yang dapat Dia perbuat (berkat ataupun mukjizat).

Yesus telah menebus/membeli kita dengan nyawaNya (1 Korintus 6:20) agar kita dibebaskan dari kutuk hukum Taurat, belenggu dosa, maut dan kebinasaan. Seluruh surat hutang dosa yang mendakwa dan mengancam kita telah dipakukanNya pada kayu salib. Sekarang hidup kita bukan milik kita lagi.

Darah Yesus menyucikan hati nurani kita dari segala kejahatan serta perbuatan yang sia-sia (1 Korintus 1:30) supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Firman Tuhan akan membersihkan seluruh hidup kita (Yohanes 15:3) melalui proses pengudusan.

DIBEBASKAN DARI PERBUDAKAN

Orang percaya telah dipindahkan dari gelap kepada terang Tuhan yang ajaib. Iblis sudah dikalahkan dengan kemenangan Kristus secara mutlak di atas kayu salib. God with us artinya kita sudah dibebaskan dari perbudakan Iblis, kutuk dan dosa (Efesus 2:2).

Tuhan Yesus telah mengembalikan kuasa yang pernah jatuh ke tangan Iblis akibat dosa manusia pertama. ”Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” (Matius 28:18).
Orang percaya akan hidup dalam pertobatan karena semua yang lahir dari Allah tidak lagi menyukai hidup dalam dosa.
Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. (1 Yohanes 3:9).

Namun demikian selama masih hidup di dunia, iblis masih ada dan bisa menggoda kita dengan tipu daya-nya. Musuh berusaha menjatuhkan serta menarik kita agar keluar dari jalan keselamatan, dari berkat dan rencana Allah. Ia ingin kita agar tetap hidup dalam pikiran/cara pandang yang keliru, penuh dengan keinginan daging, kekecewaan, self-pity, ketakutan, kebimbangan, dlsb.

Tuhan Yesus telah memberikan kuasa dan otoritas bagi kita untuk menang atas Iblis dan hidup benar, menang atas dosa dan hidup kudus, bebas dari kutuk dan kebinasaan.
Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku..(Markus 16:17a)
Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya. (1 Yohanes 5:18).

Sama seperti Yesus mengalahkan tipu daya Iblis dengan kuasa Roh Kudus (Matius 4:1-11), maka kitapun hanya bisa menang jika hidup dipimpin Roh Kudus (Allah beserta kita). Cara untuk mengalami kemenangan atas Iblis dan dosa :

1. Tunduk kepada Allah dan lawan Iblis (Yakobus 4:7)

Saat kita merendahkan hati dengan taat kepada Allah/kehendakNya maka kuasa urapan Roh Kudus bebas mengalir dalam hidup kita. Kita tidak akan takut terhadap intimidasi musuh berupa asumsi,ketakutan, ketidakpercayaan, keinginan-keinginan daging, dlsb. Dengan iman dan kuasa otoritas dari Tuhan Yesus kita usir kuasa kegelapan dalam Nama Yesus dan tundukkan diri kita kepada Allah. Iblis akan lari meninggalkan kita hanya jika kita taat kepada Kristus.

2. Mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah supaya dapat mengadakan perlawanan dan tetap berdiri teguh (baca Efesus 6:11-18).

Berdiri tegap, berikat pinggang kebenaran artinya kita hidup dalam kebenaran dan memiliki integritas ilahi. Matikan keinginan-keinginan daging dengan menyerahkan hidup dipimpin Roh Kudus. Baju zirah keadilan (breastplate of righteousness) di mana kita memiliki sikap hati yang benar, upright standing with God.

Kasut kerelaan memberitakan Injil damai sejahtera, yaitu menjadi saksi Kristus (pelaku firman) yang membawa terang Tuhan di manapun. Siap sedia memberitakan firman, baik atau tidak baik waktunya. Kita berani menyatakan apa yang salah, menegur dan menasehati dengan kasih dan kesabaran.

Perisai iman artinya iman kita tertuju kepada Pribadi Yesus agar dapat memadamkan panah-panah api (tipu daya, intimidasi) si jahat. Ketopong keselamatan, kita mengenal identitas dalam Kristus sehingga tahu apa yang Ia sudah lakukan bagi kita.

Kita lawan musuh dengan Pedang Roh yaitu Firman Tuhan yang diwahyukan/di munculkan Roh Kudus sehingga menjadi rhema dalam hidup kita. Dalam segala keadaan senantiasa waspada dan berjaga-jaga dalam doa.

3. Hidup dalam kasih Allah

Hidup dalam kasih membawa kita menikmati kemerdekaan dalam Kristus Yesus. Hidup dalam kasih artinya hidup dalam kebenaran dan saling mengasihi satu dengan yang lain (1 Yohanes 4:16). Dalam kasih tidak ada ketakutan karena kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan (1 Yohanes 4:18).

Saat meragukan Tuhan, kita tidak hidup dalam hukum kasih maka ketakutan yang akan muncul. Iblis sangat mudah memperdaya orang yang hidup dalam keraguan, ketakutan dan ketidakpercayaan. Jika kita membenci sesama, maka sesungguhnya kita membuka celah sehingga musuh masuk dan mengacaukan hidup kita. Kalahkan musuh dengan hidup mengasihi Allah dan sesama.

Orang percaya ada dalam payung perlindungan Darah Anak Domba. Sesungguhnya Iblis tidak berkuasa untuk memperbudak selama kita tidak membuka celah. Ia hanya bisa menipu kita dengan dusta dan intimidasi yang membuat kita ragu, tidak percaya, takut, kecewa, tidak taat serta rupa-rupa keinginan.

Jangan takut, bimbang dan ragu sebab Allah beserta kita. Jangan mau hidup dalam dusta Iblis dan dalam ketakutan karena kita sudah menjadi anak-anak Allah dalam Kristus Yesus. God with us – Roh Kudus yang berdiam di dalam kita memberikan kemampuan untuk melawan Iblis, menolak dosa, hidup dalam kemerdekaan sejati, dan hidup dalam berkat yang berkelimpahan. Kalau Allah beserta kita, siapakah yang akan menjadi lawan kita? Tidak ada!

image source: https://thesonofgod.org/2019/01/24/what-does-john-316-mean/

PESAN PROFETIK UNTUK SEMUA

PESAN PROFETIK UNTUK SEMUA

RENUNGAN KHUSUS

Kebanyakan orang beranggapan bahwa kehidupan yang profetik hanyalah bagi orang dari pelayanan tertentu saja, misalnya para pendoa, pelayan pujian dan penyembahan, serta pengkhotbah. Bahkan, ada yang menganggap bahwa kehidupan yang profetik adalah kehidupan yang (terlalu) “nge-roh”, dan tidak semua orang dapat hidup seperti itu. Apakah benar bahwa kehidupan yang profetik atau bernuansa kenabian hanya untuk pelayanan tertentu saja? Apakah gaya hidup yang “ngeroh” tersebut masih relevan saat ini?
Karunia profetik sendiri adalah pemberian dari Tuhan kepada seseorang supaya ia dapat melayani pekerjaan Tuhan. Seorang imam perlu dipenuhi oleh Roh Allah, supaya dapat mengerti apa yang harus dilakukan untuk mengerjakan panggilan Tuhan yang dipercayakan kepadanya. Tuntunan Roh akan memastikan seseorang melakukan pekerjaan Tuhan dengan tepat sasaran dan sesuai dengan kehendak Allah.
Nadab dan Abihu, putra Harun, pernah membawa api asing karena melakukan pekerjaan Tuhan dengan cara yang tidak sesuai prosedur. Hal tersebut menandakan bahwa mereka melayani Tuhan tanpa pimpinan Roh Allah (dengan kekuatan dan pemahaman sendiri). Narasi api asing ini memperlihatkan kepada kita bahwa seorang imam yang melayanipun belum tentu hidup secara profetik. (Imamat 10:1-2)
Jadi, apakah makna kata ‘profetik’ itu? Profetik berasal dari kata dasar prophet yang artinya nabi. Kata ‘nabi’ sendiri berasal dari bahasa Ibrani navi/nabiy (נָבִיא) yang diadaptasi ke dalam bahasa Yunani prophetes (προφήτης) yang berarti juru bicara (spokesman). Seperti makna dari bahasa aslinya, nabi adalah penyambung lidah Allah bagi umat-Nya melalui kata-kata nubuatan.i Suara kenabian (prophetic utterance) dapat berupa teguran, penghiburan, peringatan, nasihat, dan pesan Allah terkait apa yang akan Tuhan kerjakan di masa depan. Sehingga, profetik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fungsi kenabian.
Berangkat dari pengertian itu, maka gaya hidup yang profetis dapat diartikan sebagai kehidupan yang senantiasa terkoneksi dengan Allah, menangkap suara-Nya, dan menyampaikan-Nya kepada orang lain. Tujuannya adalah supaya kehendak Allah dapat laksanakan oleh suatu komunitas.
Sebagai spirit-filled believers, perlu menyadari bahwa apa pun profesi dan panggilan yang Tuhan berikan kepadanya, itu adalah sebuah pekerjaan Tuhan. Ada nilai ibadah dan pelayanan di dalam setiap pekerjaan atau panggilan Tuhan di dalam kehidupan orang percaya. Saat Insan Pentakosta sedang merawat pasien, mengajar sebagai guru, atau membersihkan ruangan sebagai cleaning service, di saat yang sama, ia pun sedang melayani pekerjaan Tuhan yang tidak kalah profetisnya dengan pelayanan di gereja. Sehingga, dalam menjalani panggilan Tuhan melalui profesinya, Insan Pentakosta pun harus hidup secara profetik.
TIGA ALASAN ATAS URGENSINYA KEHIDUPAN PROFETIK
1. Perlunya Tuntunan Roh Kudus
Untuk dapat menang atau sukses dalam pekerjaan Tuhan, apa pun profesi kita, mutlak perlu adanya tuntunan profetik dari Allah. Misalnya, saat kita mengalami berbagai kendala di marketplace; Roh Kudus dapat menyediakan hikmat untuk menerobos penghalang-penghalang tersebut. Roh-Nya mampu memberikan ide kreatif atau mengingatkan kita akan hal-hal yang perlu kita benahi dari diri kita, supaya terobosan terjadi.
Contoh lain adalah saat harus mengambil keputusan dalam berbagai aspek hidup kita, misalnya memilih jurusan saat mendaftar kuliah. Dunia dapat memberi beribu pertimbangan dan pengetahuan untuk kita dapat mengambil keputusan. Namun, hanya melalui Roh-Nya saja kita dapat memperoleh hikmat untuk mengelola semua pertimbangan dan pengetahuan tersebut supaya mampu mengambil keputusan yang baik, berkenan, dan sempurna, yaitu sesuai dengan kehendak Allah (1 Raja-raja 3:9), termasuk dalam memilih jurusan kuliah yang tepat.
Semua bentuk dan manfaat dari tuntunan Roh Kudus ini hanya dapat kita peroleh jika kita hidup secara profetik. Tanpa kehidupan yang profetik, kita akan sulit atau bahkan gagal (miss) untuk menangkap apa yang menjadi kehendak Allah melalui tuntunan Roh Kudus. Boleh dibilang, hidup yang tidak profetis adalah hidup yang tidak mengandalkan tuntunan Roh Kudus.
2. Komunitas Kita Perlu Suara Tuhan
Tidak kebetulan kita bekerja atau bersekolah di suatu tempat. Ada kalanya Tuhan mengizinkan kita melihat hal yang salah dalam komunitas kita. Seperti Yeremia, sebagai orang yang mengerti kehendak Allah atas orang Israel, ia tidak sungkan menegur bangsanya dan menyampaikan hal-hal yang tidak populer pada waktu itu, yaitu kekudusan. Tuhan pun mau kita berani untuk menyatakan kebenaran dan meluruskan hal-hal yang salah dalam komunitas di mana kita berada.
Perlu adanya hikmat dan keberanian untuk kita dapat menyampaikan kerinduan dan teguran Allah bagi orang yang tidak mengenal-Nya. Kehidupan profetik juga menyediakan hikmat dan keberanian ini. Roh Allah akan memberikan desakan ilahi untuk berani mengambil sikap meskipun itu suatu pilihan yang langka di komunitas kita. Misalnya, di tengah maraknya tren FWB (friends with benefit) hari-hari ini, Insan Pentakosta yang memiliki hidup profetik akan berani berkata ‘tidak’ terhadap gaya hidup ini.
Contoh lainnya, pemercaya yang hidupnya profetis akan berani menegur rekan kerjanya yang korupsi atau teman kuliahnya yang gemar rebahan dan malas-malasan. Insan Pentakosta akan mampu memilih timing dan cara yang tepat dalam menyampaikan suara kenabian tersebut, yaitu dengan cara dan kata-kata yang membangun, menasihati, dan menghibur alih-alih menghakimi. (1 Korintus 14:3)
3. Menghadapi Tipuan Dunia
Perlu adanya kemampuan untuk dapat membedakan yang palsu dari yang asli, dalam berbagai konteks kehidupan. Seseorang dengan gaya hidup profetis akan memiliki karunia untuk membedakan roh. Secara spiritual, Roh-Nya akan memberikan kepekaan dan ketajaman supaya tidak mudah tertipu oleh si Penipu Ulung. Seperti Petrus yang membongkar persekongkolan Ananias dan Safira, demikian pula Roh-Nya akan memberikan hikmat kepada kita supaya terhindar dari tipuan, bahkan menguak tipuan itu. (Kisah Para Rasul 5:1-11)
Jadi, jelas bahwa kehidupan yang profetik adalah kebutuhan bagi semua Insan Pentakosta. Kehidupan profetik terbukti tetap dan makin relevan hari-hari ini. Semua pemercaya yang dipenuhi Roh Kudus dapat dan harus hidup secara profetik. Hal ini sesuai dengan konsep yang diusulkan oleh Stronstad dalam bukunya ‘The Prophethood for All Believers’.iii
Hidup yang profetik menyadarkan kita bahwa realitas yang kita hadapi bukanlah sekedar kenyataan jasmaniah saja, tetapi ada pula realitas rohani yang tidak kelihatan; namun tidak kalah nyata. (Ibrani 11:3)
Supaya kita memperoleh gambaran utuh dalam mengerjakan panggilan-Nya, kita perlu senantiasa hidup secara profetik. Tuntunan Roh Kudus yang kita peroleh dari kehidupan profetik akan menolong kita berhasil di dimensi rohani dan jasmani atas suatu perkara.
Mulailah membangun kehidupan yang profetik dengan memiliki kehidupan doa, pujian, penyembahan, dan perenungan firman yang rutin. Allah akan melatih kita mendengar suara-Nya yang lembut untuk menuntun kita menjalani kehidupan selama ada di dunia. Ada waktunya Tuhan juga akan menitipkan suara kenabian kepada kita, supaya ada perkataan Tuhan yang dilepaskan dan merubah kondisi komunitas kita. Maukah kita terlibat di dalamnya?

image source: https://besharpened.com/hebrews-113/

KETAATAN – MELAKUKAN KEHENDAK BAPAKU

KETAATAN – MELAKUKAN KEHENDAK BAPAKU

Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga (Matius 7:21)

Ketaatan itu sesungguhnya sederhana, tidak rumit. Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa melaksanakan kehendak Bapa-Nya yang di sorga merupakan suatu syarat untuk memasuki Kerajaan Sorga. Sedangkan Keselamatan itu adalah kasih Karunia, suatu pemberian Allah, bukan karena usaha kita. Jadi mengapa kita harus taat kalau kita sudah diselamatkan?

Kita diselamatkan saat kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat. Menerima Yesus berarti kita mau menerima gaya hidupNya yang dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.(Filipi2:8)

Keselamatan hanya dapat diperoleh dalam ketaatan kepada Tuhan. Saat kita percaya dan menerima Dia, kita menjadi seorang hamba, ‘tanpa kehendak’ dan siap melakukan kehendak tuanNya. Namun, banyak orang Kristen mengira keselamatan bisa diperoleh tanpa taat melakukan kehendak Bapa.

Setiap orang Kristen harus merenungkan Firman Tuhan agar roh dan pikiran nya di terangi. Karena kehidupan yang lama dalam kegelapan hanya ingin melakukan keinginan keinginan untuk memuaskan hawa nafsunya yang menghancurkan.

Karena keinginan manusia yang membutakan sehingga orang cenderung mengelak/menghindar untuk mengetahui kehendak Tuhan, apalagi melakukannya. Keinginan dalam hati manusia seringkali mengalahkan keinginan untuk menaati Allah. Ketidaktaatan artinya kita lebih mengasihi diri, orang lain atau sesuatu lebih dari Tuhan.

Kebanyakan orang maunya mengikuti keinginannya sendiri, hidup sesuka hatinya, tidak mau diatur dan menaati Allah dilakukan karena terpaksa (takut akan sanksi/hukuman). Ketaatan tidak bisa dipaksa. Ketaatan karena terpaksa atau takut, hanya akan bertahan sementara. Taat pada Tuhan adalah buah dari hati yang mengasihi dan menghormati Tuhan
Selain hubungan kasih, ketaatan merupakan landasan penting agar kita dapat berjalan bersama DIA dan melakukan kehendakNya.

Yang terpenting bukan seberapa banyak pelayanan atau korban yang kita berikan. Yang Tuhan inginkan adalah ketaatan kita kepada-Nya. Mengapa kita perlu taat ? Karena kita adalah orang asing di dunia (Mazmur 119:19), untuk itu perlu pemandu supaya tidak tersesat. Ketaatan akan petunjuk Tuhan itu sangat diperlukan. Jadi yang perlu taat itu adalah kita, bukan Tuhan yang harus menuruti kemauan kita.

Yesus memberikan teladan yang mulia dan sempurna, yang mana IA sendiri sebagai Anak memilih taat kepada BapaNya.

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Filipi 2:5-11)

Ketika kita terus mengalami pembaruan budi oleh firman Tuhan, maka pikiran dan perasaan kita selaras dengan pikiran dan perasaan Kristus Yesus. Pikiran dan perasaan yang bagaimana? Pikiran dan perasaan yang berfokus kepada Pribadi Bapa dan kehendakNya.

Tanpa ketaatan, kita pasti tersesat. Kita taat karena kita percaya bahwa Allah adalah Bapa yang baik. Kita menuruti kehendak Bapa karena kita tahu dan percaya bahwa apapun yang terjadi sekalipun yang tidak enak, pasti IA merancangkan yang terbaik (Yeremia 29:11). Jangan menilai Kristus menurut ukuran dan pemikiran sendiri. Rancangan dan jalan Tuhan jauh lebih tinggi dari rancangan dan jalan kita. Bagian kita adalah belajar taat walaupun kadang tidak mengerti apa yang akan terjadi di depan. Percayalah bahwa langkah-langkah orang benar sudah ditetapkan oleh Tuhan.

Bagaimana kita dapat memiliki ketaatan?
Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya. (Ibrani 5:8) Ketaatan tidak didapat secara instan atau otomatis, melainkan merupakan proses pembelajaran dalam hidup yang harus diperjuangkan.

Langkah-langkah untuk belajar taat :

1. Belajar mendengarkan.

Tetapi jawab Samuel: ”Apakah Tuhan itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara Tuhan? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. (1 Samuel 15:22).

Bagaimana kita mau taat, kalau kita tidak tahu perintah Tuhan? Bagaimana tahu perintah Tuhan, kalau kita tidak mendengarkan? Mendengarkan itu berarti memberikan perhatian penuh. Mendengarkan perintah Tuhan berarti memberi perhatian penuh pada firman Tuhan dan ada penundukan diri (Mazmur 119:105). Roh Kudus memunculkan/mengingatkan firman, kita renungkan, minta Ia memberikan pewahyuan/pengertian. Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17).

2. Belajar rendah hati.

Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati. (Mazmur 25:8-9).

Kunci ketaatan adalah kerendahan hati, di mana kita menempatkan/memposisikan diri lebih rendah atau di bawah dari pribadi yang kita taati. Yesus Kristus adalah role model ketaatan yang sempurna. Dalam keadaanNya sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri dengan mengambil rupa seorang hamba, menjadi sama dengan manusia dan taat sampai mati di kayu salib.

Jangan sombong, merasa lebih tahu, lebih bisa, lebih kuat, serta membangun kebenaran diri sendiri. Jika kita bersikap seperti itu, maka tidak mungkin bisa taat. Tempatkan Tuhan dan firmanNya lebih penting serta menjadi yang terutama di atas kehidupan kita.

3. Belajar memahami dan menyesuaikan.

Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: ”Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”
Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: ”Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!” (Matius 26:39,42)

Dari ayat di atas terlihat bahwa Yesus tidak hanya memahami kehendak Bapa, namun juga belajar menyesuaikan kehendakNya dengan kehendak Bapa. Seringkali seseorang memahami firman Tuhan, namun tidak mau menyesuaikan hidupnya, tujuan serta prinsip hidupnya dengan firman Tuhan. Belajarlah memahami apa yang Tuhan mau, kemudian menyesuaikan diri dengan kehendakNya.

Ketaatan adalah jalan iman, jalan serupa dengan Kristus dan jalan di dalam pengudusan. Iman yang terbesar bukanlah iman untuk memindahkan gunung atau mengadakan mukjizat, melainkan iman untuk taat secara total kepada kehendak Allah. Pada hakekatnya ketaatan itu adalah sangkal diri, pikul salib dan ikut Yesus Kristus. Allah sangat berkenan kepada orang yang taat kepadaNya dalam situasi sulit sekalipun. Ketaatan merupakan harga yang mutlak jika seseorang ingin mengalami penggenapan janji Tuhan.

Ketaatan bukanlah sebatas larangan untuk melakukan sesuatu atau keharusan melakukan sesuatu, tetapi merupakan keseluruhan gaya hidup yang harus dimiliki setiap orang percaya. Bila ketaatan sudah menjadi gaya hidup seseorang, maka melakukan firman Tuhan bukan lagi menjadi beban atau hal yang memberatkan, melainkan menjadi sebuah kesukaan.

Ketaatan adalah demonstrasi kasih kita kepada Tuhan (1 Yohanes 5:3). Fokus ketaatan kita hanya tertuju kepada Tuhan. Gaya hidup dalam ketaatan akan menumbuhkan karakter Kristus dan membawa kemuliaan Tuhan dalam hidup kita.

Ketaatan merupakan bukti bahwa kita percaya kepada Allah, iman tanpa ketaatan adalah mati. Bila kita percaya kepada Allah, maka kita akan melakukannya tanpa banyak bertanya dan tanpa banyak alasan. Iman percaya kita dibangun karena kasih.

Meneladani Tuhan Yesus, ketaatan membutuhkan proses pembelajaran dan ada harga yang harus dibayar. Ketaatan adalah tanda kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan juga merupakan kunci bagi orang percaya untuk hidup dalam kebenaran dan dalam kelimpahan berkat.

image source: https://www.pinterest.com/pin/kjv-scripture-tlc-creations–436356651382295894/

HIDUP SEBAGAI MURID TUHAN

HIDUP SEBAGAI MURID TUHAN

Dalam Injil Yohanes kita banyak melihat bagaimana Tuhan Yesus secara pribadi menyampaikan kepada murid-murid-Nya bagaimana kelak kehidupan dan pelayanan sebagai orang percaya paska kematian-kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Sorga. (Yohanes 14:16-17; 14:26; 16:13). Tuhan memberi seorang Penolong sehingga kita sebagai orang percaya mendengar Suara Tuhan dan menyampaikan isi hati Tuhan.
Perlu kita ingat bahwa yang menjadi kunci kemenangan dalam kehidupan orang percaya adalah kehidupan yang dipimpin dan dituntun oleh Roh Kudus (Roma 8:11,13; Galatia 5:16,25) dan bukan sekedar hikmat, kepintaran, kehebatan dan kebijaksanaan kita sendiri. (Amsal 3:5- 7)
MENDENGAR SUARA TUHAN
Apa yang disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya sehubungan dengan:· Roh Kebenaran · Seorang Penolong yang lain · Penghibur yaitu Roh Kudus adalah untuk mempersiapkan murid-murid dalam sebuah dimensi baru hidup kekristenan, yaitu hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus.
Kisah Para Rasul 2:1-4 menuliskan: “Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata… seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” (Ayat 4)
Tepat 50 hari setelah kebangkitan Tuhan Yesus, 120 murid sedang berkumpul dan mereka dipenuhi dengan Roh Kudus, disitulah kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus dimulai. Roh Kudus menuntun dan memimpin bukan hanya dalam kehidupan pribadi orang percaya tetapi juga gereja-Nya dalam melaksanakan missio christi yaitu menuntaskan Amanat Agung. (Kisah Para Rasul 13:2,4; 15:28 16:6; 21:10-11)
Pasal terakhir dalam Kisah Para Rasul (pasal 28) bukanlah merupakan pasal penutup dari Kisah Para Rasul. Kisah Para Rasul belum berhenti dan terus berlanjut sampai dengan era gereja sekarang ini. Saat kita memperhatikan sejarah Gereja mulai tahun 100-2020 Masehi, kita mendapati bahwa Roh Kudus tetap memenuhi, memberikan kuasa dan otoritas kepada orang percaya. Mereka adalah sebagian kecil dari hamba-hamba TUHAN yang melanjutkan gerakan Pentakosta dari sejak gereja mula-mula. Mereka melayani dengan urapan dan karunia Roh Kudus. Ada mujizat dan tanda heran, kesembuhan ilahi yang menyertai pelayanan mereka. Demikian juga dalam kehidupan bergereja; karena kita dipimpin dan dituntun oleh Roh Kudus sebagaimana gereja mula-mula, maka murid Tuhan yang sejati masih percaya bahwa Tuhan masih berbicara secara khusus untuk menyampaikan pesan, arahan, tuntunan bagi jemaatNya.
Karena Tuhan masih berbicara kepada umat-Nya, maka mendengar suara Tuhan adalah hal yang normal dialami oleh Insan Pentakosta, sebab mendengar suara Tuhan bukanlah tentang kemampuan manusia untuk mendengar suara-Nya, tetapi tentang penyerahan diri total orang-orang percaya yang ingin mendengarkan suara-Nya sekalipun kita sedang dalam dunia. Tugas kita adalah melatih kepekaan dalam mendengar suara-Nya.
Yohanes 10:2-5 dengan sangat jelas mengatakan bahwa sebagai domba-domba-Nya, kita mendengar suara-Nya, kita mengikuti Dia karena kita mengenal suara-Nya. Kita tidak mungkin mengenali suara Tuhan Yesus jika kita tidak melatih kepekaan dalam mendengar suara-Nya dan tidak memiliki pengalaman hidup sehari-hari dalam mendengar suara-Nya.
Dengan membangun hubungan yang intim dengan Tuhan, kita akan memiliki kepekaan dan kemampuan dalam membedakan mana nubuat atau tuntunan yang benar dari Tuhan dan mana yang bukan; tentu dengan mengujinya berdasarkan Firman Tuhan (Alkitab).
BERKATA-KATA SESUAI DENGAN FIRMAN TUHAN
Dalam kehidupan sehari-hari, memperkatakan Firman Tuhan merupakan sesuatu yang lumrah, sebagaimana diajarkan dalam Firman Tuhan. (Yosua 1:8) Itulah sebabnya banyak ditemui dalam kalangan Insan Pentakosta, dalam doa mereka ada deklarasi, memperkatakan Firman Tuhan dengan penuh iman. Ayat-ayat Alkitab menjadi doa mereka dan mereka imani pasti akan terjadi.
· Perkatakan dengan penuh iman ketika sakit. (1 Petrus 2:24)
· Perkatakan dengan penuh iman ketika mengalami hidup yang tertekan karena kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. (Filipi 4:13)
Bagaimana dengan para pemimpin jemaat? Pemimpin jemaat yang tertinggi adalah gembala jemaat lokal. Merekalah yang menjalankan tugas penggembalaan pada jemaat yang dipercayakan TUHAN kepada mereka masing-masing. Memberi makan domba (umat Tuhan) dengan makanan rohani, yakni pengajaran Firman Tuhan yang sehat agar mereka bertumbuh; dan tidak jarang juga makanan jasmani bagi jemaat yang membutuhkan.
Mazmur 23 berkata bahwa seorang gembala harus menuntun domba ke air yang tenang dan ke padang yang berumput hijau. Demikian juga gembala jemaat lokal harus dapat menuntun umat yang TUHAN percayakan padanya. Gembala jemaat lokal harus memiliki keintiman dengan Tuhan, sebab melalui hubungan yang intim/ dekat dengan Tuhan itulah mereka akan mendapatkan tuntunan, arahan Tuhan bagi umat yang dia gembalakan.
Robert Menzies dalam bukunya menyatakan bahwa dalam khotbahnya paska baptisan Roh Kudus, Petrus merujuk kepada kepada salah satu nubuatan Perjanjian Lama terkait dengan kedatangan Roh Kudus, yakni Yoel 2:28-32; serta mendeklarasikan bahwa nubuatan ini juga sedang dipenuhi. (Kisah Para Rasul 2:17-21)
Sama seperti Tuhan Yesus diurapi untuk memenuhi tugas kenabian-Nya, demikian juga murid-murid Yesus kini telah diurapi sebagai nabi-nabi akhir zaman untuk menyatakan Firman Allah.
Dalam Kisah Para Rasul 2:18 Lukas memasukan kalimat,“…. dan mereka akan bernubuat.”
Ke dalam kutipan dari kitab Yoel. Dan Lukas menekankan fakta bahwa Roh Kudus datang sebagai sumber inspirasi nubuatan. Bahwa Gereja di zaman akhir ini adalah komunitas para nabi. Para nabi yang terpanggil untuk membawa pesan “keselamatan sampai keujung bumi”. (Yesaya 49:6; Kisah Para Rasul 1:8) Lukas juga mengingatkan para pembacanya bahwa mereka telah dijanjikan kuasa untuk memenuhi panggilan tersebut dan memampukan Gereja untuk menjadi saksi-Nya.
Wayne Grudem, seorang profesor Alkitab menyebutkan bahwa bernubuat adalah salah satu karunia Roh sebagaimana dicatat dalam 1 Korintus 12,14. Dalam Perjanjian Baru kita mengenal ada beberapa Nabi seperti:· Agabus (Kisah Para Rasul 11:28) · Barnabas · Simeon yang disebut Niger · Lukius orang Kirene dan Menahem (Kisah Para Rasul 13:1)
Grudem menambahkan dalam catatannya, hal yang sangat penting dari nubuatan adalah fakta bahwa nubuatan tersebut berdasarkan dari sesuatu yang telah diungkapkan oleh Roh Kudus, dan nubuatan diizinkan untuk disampaikan dengan penuh kuasa untuk memenuhi kebutuhan jemaat pada saat itu dan dinyatakan secara spontan oleh Roh Kudus.
Insan Pentakosta percaya bahwa Baptisan Roh Kudus adalah berkat yang kedua (second blessing) yang diterima oleh orang percaya setelah kelahiran baru. Jika pemahaman awalnya saja berbeda, maka dalam menjalankan praktek hidup kekristenan dan pelayanan serta pola, model dan prinsip kepemimpinan dalam bergereja tentu berbeda.
Marilah kita mengedepankan diskusi untuk dapat saling mengenal ajaran satu dengan yang lain, melihat doktrin, ajaran dan praktek hidup kristiani dari ‘kacamata’ yang sama. Lebih dari itu:
“…hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan.” (Filipi 2:1-6)

image source: https://my.bible.com/bible/111/JOS.1.8.NIV

BE IMITATORS OF CHRIST

BE IMITATORS OF CHRIST

Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia,
ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup (1 Yohanes 2:6)

Tuntunan Tuhan bulan ini melalui Gembala kita adalah menjadi murid Kristus yang sejati (Be imitators of Christ). Kata “murid” artinya belajar menjadi seperti gurunya. Yesus adalah teladan, role model kita dalam hal kebiasaan, karakter dan pelayananNya.

Tuhan Yesus Kristus adalah Anak Allah yang berkenan kepada BapaNya (Matius 3:17). Berkenan artinya hidup kudus (1 Petrus 1: 14-16) dan melakukan kehendak Bapa.

Therefore be imitators of God as dear children. And walk in love, as Christ also has loved us and given Himself for us, an offering and a sacrifice to God for a sweet-smelling aroma (Ephesians 5:1-2, NKJV).

Be imitators of Christ adalah ciri orang Kristen sejati. Orang Kristen sejati adalah pelaku Firman dan bukan orang yang hanya berpengetahuan Firman sehingga menjadi ahli Taurat. Orang Kristen sejati bukan orang yang hanya melayani tanpa melakukan kehendak Bapa. Karena tanpa hubungan kasih pada akhir zaman ia yang berseru: Tuhan, Tuhan! ataupun yang telah bernubuat, berkarunia, mengadakan mukjizat dan mengusir setan-setan. seperti yang ditulis dalam Matius 7: 21-23 adalah orang yang tidak berkenan.
Jadi Bagaimana menjadi Orang Kristen sejati yang berkenan.?:

1. Miliki hubungan kasih dengan Allah
Kasih adalah tanda dari sebuah kelahiran kembali saat Roh Kudus yang adalah wujud kasih Allah dicurahkan di dalam hati kita (Roma 5:5). Sebagai anak-anak Allah, kita memiliki benih ilahi karena berasal dari Dia sehingga kita dimampukan untuk berjalan dalam kasih. Kita dapat mengasihi Allah karena IA yang lebih dahulu mengasihi kita dengan cara memberikan DiriNya sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

Mengasihi Allah bukan perasaan semata, melainkan menuruti perintahNya. “Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku; seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.” (Yohanes 15:10).

Orang Kristen sejati menyadari bahwa dirinya penuh dengan kelemahan sehingga tidak dapat hidup tanpa kasih Tuhan. Di luar Kristus, kita tidak dapat melakukan apa-apa. Tanda bahwa kasih Allah sempurna di dalam kita adalah pertama, kita saling mengasihi (1 Yohanes 4:12,20); ke dua, kita tidak hidup dalam ketakutan karena kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan (1 Yohanes 4:18).

2. Hidup dipimpin Roh Kudus
Anak-anak Allah akan hidup dipimpin oleh Roh Allah (Roma 8:14). Artinya manusia roh kita tunduk kepada pimpinan Roh Kudus. Bagi orang yang mengasihi Tuhan dan dipimpin Roh Kudus, perintah Tuhan bukan lagi menjadi suatu taurat yang mengikat atau membatasi kebebasan tetapi suatu pilihan untuk taat melakukan perintahNya dengan sukacita.

3. Melakukan kehendakNya.
Seseorang dapat mengerti dan melakukan kehendak Allah jika ia memenuhi roh dan jiwanya dengan firman serta hadirat Tuhan. Di saat firman Tuhan memenuhi hati dan pikiran kita, maka perasaan, perkataan, kehendak/perbuatan akan selaras dengan firman. Pembaruan akal budi harus terus terjadi agar kita semakin mengerti kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna (Roma 12:2).

Bila kita sibuk dengan urusan kita sekalipun melakukan pelayanan maka kita tidak melakukan kehendakNya (Mat 7:21-23) karena tidak didasari dengan hubungan Kasih dengan Bapa di Surga.
Sebaliknya kita menjadi orang Kristen yang dipimpin oleh kedagingan seperti 5 tipe berikut ini :

a. Legalistic Christian

Definisi legalisme (kamus Merriam Webster) adalah kepatuhan yang ketat, sesuai literatur/harafiah, atau berlebihan pada hukum atau ketentuan agama. Kepatuhan yang kaku, tidak berdasarkan kasih karunia, dilakukan tanpa iman. Tujuannya hanya memenuhi ketentuan hukum semata. Contoh klasik legalisme adalah orang golongan Farisi. Tipe seperti ini cenderung mudah menghakimi, berlaku munafik karena hanya mementingkan tampilan luar untuk dipuji orang sementara tidak jadi pelaku firman, tidak hidup dalam kasih, tidak memiliki belas kasihan, keadilan dan kesetiaan (Matius 23:23). Legalisme gagal melihat tujuan utama dari hukum Taurat yang sebenarnya yaitu menjadi “penuntun” yang membawa manusia kepada Kristus (Galatia 3:24).

b. Mechanical Christian

Mechanical biasanya berhubungan dengan mesin dan cara mengoperasikannya. Bisa dibayangkan jika hal itu diterapkan kepada kehidupan kekristenan yang sesungguhnya adalah hubungan kasih antara Allah dan manusia.
Tipe ini berusaha menerapkan firman Tuhan dengan metode/langkah yang berasal dari pemikiran logis dan pengertian diri sendiri serta menempatkan Allah dalam ruang pemikirannya yang sangat terbatas. Ia mencoba mendikte Tuhan dengan pikiran dan caranya sendiri sehingga ketika apa yang diharapkan tidak terjadi, dirinya akan kecewa terhadap Tuhan.
Orang Kristen tipe ini kurang memahani bahwa Allah bekerja secara sistematik dan teratur dalam segalanya tapi juga secara dinamis, kreatif serta tidak bisa dibatasi oleh logika / pikiran manusia.

Misalnya, ketika sudah melakukan pelayanan, maka ia juga mau Tuhan menjawab doanya sesuai cara dan pikirannya sendiri (mendikte Tuhan). Contoh lain dalam Matius 18:21-22 di mana Petrus menanyakan kepada Tuhan Yesus, sampai berapa kali ia harus mengampuni orang yang bersalah kepadanya. Petrus bertanya tentang kuantitas/jumlah ‘sampai berapa kali’ tapi Tuhan menjawab ‘bukan sampai tujuh kali melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali’. Ini bicara bahwa mengampuni orang yang bersalah kepada kita harus dengan sempurna yaitu segenap hati.

c. Religious Christian

Ada perbedaan yang sangat mendasar antara orang Kristen yang religious/agamawi dengan orang Kristen sejati. Seseorang yang religious (misalnya setia melakukan kegiatan agamawi misalnya rajin ke gereja, melayani, bergaul dengan orang-orang di lingkungan gereja, setia menjadi anggota gereja,dsb), belum tentu menjadi murid Kristus sejati.

Orang Kristen agamawi menempatkan ritual kegiatan agamawi sebagai pengganti Tuhan. Tipe ini bisa tampak rajin dan aktif dalam semua kegiatan keagamawian, tetapi tidak memiliki hubungan kasih dengan Tuhan secara pribadi. Kristen religious suka membuat aturan/doktrin keagamawian yang sebenarnya bukan prinsip kebenaran firman melainkan pengertiannya sendiri, kemudian membebankan aturan itu kepada orang lain sementara ia sendiri tidak melakukan. Kristen tipe ini tidak memiliki kasih Allah dan belas kasihan terhadap orang lain; mereka menganggap kegiatan keagamawian dilakukan untuk memperoleh keselamatan. Selain itu orang Kristen agamawi hanya memanfaatkan pengetahuan tentang Tuhan untuk membenarkan dirinya, tetapi di dalam hatinya jauh dari persekutuan dengan Tuhan (Markus 7:6-9).

Orang percaya diselamatkan oleh iman karena kasih karunia (Efesus 2:8-9), dan bukan karena perbuatan. Murid Kristus sejati akan hidup oleh iman yang didemonstrasikan melalui perbuatan, sebagai buah dari hubungan kasih dengan Allah.

d. Carnal Christian

Orang Kristen tipe ini sudah mengalami kelahiran baru tapi hidupnya masih dipimpin oleh kedagingan. Mereka adalah bayi rohani yang belum dewasa dalam Kristus dan masih memerlukan susu karena belum mampu menerima makanan keras.

Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani , tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya. Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? (1 Korintus 3:1-3).

Kita bisa saja berbuat kesalahan tapi seorang Kristen sejati tidak akan terus tinggal dalam dosa dan kedagingan. Ia akan menyerahkan diri hidup dipimpin Roh Kudus untuk mematikan keinginan daging. Kristen sejati rela dididik dan diproses Tuhan agar semakin serupa dengan gambarNya (sanctification).

e. Secular Christian

Kristen sekuler bukan berfokus kepada Kristus tapi kepada hal-hal sekuler/keduniawian. Bukannya menjadi terang dan garam di dunia sekuler tapi menjadi serupa dengan dunia. Mereka justru membawa hal sekuler, budaya duniawi dan nilai-nilai dunia ke dalam gereja.

Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. (1 Yohanes 2:15-16)
Bersahabat dengan dunia berarti menjadikan diri kita musuh Allah (Yakobus 4:4).

Jika kita mengatakan, bahwa kita ada di dalam Kristus, maka kita wajib hidup sama seperti Dia telah hidup (1 Yohanes 2:6). Dalam keadaanNya sebagai Anak Manusia, Yesus Kristus adalah satu-satunya role model yang wajib kita teladani dalam hal kebiasaan, karakter dan pelayananNya.
Melalui hubungan kasih dengan Allah dan hidup dipimpin Roh Kudus untuk bisa mengerti serta melakukan kehendak Bapa, maka kita akan semakin menyerupai Kristus. Be imitators of Christ.

image source: https://www.pinterest.com/pin/jesus-christ-is-everything-for-every-one–716705728179529050/

MENJADI SEPERTI KRISTUS

MENJADI SEPERTI KRISTUS

BE IMITATORS OF CHRIST
Di ‘market place’ ada istilah bahwa nama baik itu perlu dijaga sampai mati. Orang tua menasehati anak-anaknya agar mereka menjaga nama baik termasuk nama baik orang tuanya. Ini ber guna ketika seseorang bangkrut, namun masih memiliki nama baik, masih ada harapan, karena teman-temannya akan membantu meminjami uang misalnya. Sebaliknya ketika nama baiknya sudah hancur, maka akan sangat sulit mendapat kepercayaan dari orang lain.
Tema bulan ini “menjadi seperti Kristus.” Sedangkan Tuhan Yesus mati sebagai criminal yang tergantung di salib. Tuhan Yesus tidak memiliki nama baik pada jamanNya, tetapi pelayananNya yang penuh kasih dan kuasa menjungkir balik dunia. Jadi apa maksudnya menjadi seperti Kristus dan bagaimana caranya?
Menjadi seperti Kristus artinya 1 Yohanes 2:6 menulis, “Orang yang mengatakan bahwa dia tinggal di dalam Allah, dia harus hidup sama seperti Yesus hidup.” Orang itu harus hidup sama dengan Kristus dalam hal kekudusanNya dan pelayananNya. Sedangkan saat-saat ini di dunia ada istilah “personal branding.”
Personal branding adalah proses pembentukan persepsi masyarakat terhadap kehidupan seseorang meliputi kepribadian, kemampuan dan nilai dirinya.
Personal branding juga berarti citra yang ditampilkan seseorang secara konsisten sehingga menghasilkan persepsi positif dari masyarakat. Misalnya ada seorang pendeta yang suka mengajar mengenai keluarga, lama-kelamaan akan dikenal secara pendeta yang menangani keluarga, sehingga orang yang sedang bermasalah dalam keluarganya tidak ragu untuk datang meminta pertolongan. Ada juga orang yang dikenal baik atau dermawan karena suka memberikan bantuan. Personal branding orang-orang tersebut sudah dikenal di tengah masyarakat.
Menyerupai Kristus adalah PERSONAL BRANDING orang percaya.
Apa yang terlintas dalam diri kita ketika mendengar nama Daniel? Daud? Ada yang berpikir gua singa, ada juga yang ingat pejabat yang saleh, sebagian akan mengingat seseorang yang handal dalam pekerjaannya, tidak melakukan kelalaian. Orang akan mengingat Daud sebagai raja Israel, Daud dekat dengan Tuhan. Ketika kita dapat mengingat suatu perbuatan atau sikap seseorang, bisa diartikan bahwa orang tersebut sudah memiliki personal branding.
Salomo menulis dalam Amsal 22:1,“Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar,
dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas.”
Kita memerlukan kepercayaan dari pihak lain dalam bekerja, berbisnis atau dalam pelayanan. Intinya kita ingin dikenal baik, bekerja dengan baik dan menghasilkan produk yang baik sehingga bisa dipakai oleh masyarakat. Ternyata menjadi seperti Kristus artinya adalah memiliki karakterNya yang kudus dan ber integritas sehingga menjadi orang yang dapat di percaya.
BAGAIMANA ORANG PERCAYA MENJADI SEPERTI YESUS?
Dari kehidupan Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego kita tahu bahwa takut akan Tuhan adalah awal dari hikmat yang menuntun mereka sehingga tidak kompromi dengan penyembahan berhala. Daniel adalah seorang pemuda Yehuda yang ditawan oleh raja Nebukadnezar ke negeri Babel. Daniel memiliki kecakapan dan hikmat Tuhan sehingga dapat bekerja pada raja Babel. Raja yang memerintah Babel berganti-ganti sampai Raja Darius orang Media memerintah, sementara Daniel tetap menjadi wakil raja. Untuk seorang tawanan seperti Daniel, menjadi wakil raja di negara yang menawannya tentu bukan prestasi sembarangan. Itu adalah pencapaian tertinggi yang bisa diraih seorang tawanan. Dan Daniel mendapatkan posisi itu karena dia beribadah kepada Allahnya dan menerima anugerah Tuhan yang besar.
Dari sisi Daniel pribadi, apa yang dilakukannya sampai mendapat kepercayaan yang begitu besar? Alkitab menyatakan:“Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.”Daniel 6:5
Ternyata pada Daniel tidak didapati kesalahan apapun dalam hal pekerjaannya. Daniel orang yang setia kepada raja dan cermat melakukan semua tanggung jawabnya. Raja Darius puas dengan prestasi kerja Daniel. Ini berarti Daniel memiliki personal branding yang sangat baik.
Bagaimana Daniel, orang buangan dari Yehuda bisa sampai pada titik itu, padahal menjadi wakil raja bukan hal mudah, bahkan untuk orang Babel sendiri?
1. Daniel Menjaga Kekudusan
Ketika masih muda dan baru ditawan ke Babel, Daniel dan teman-temannya diberi makanan dan minum yang membuat mereka tercemar. Daniel meminta agar diberi sayur dan air putih untuk menjaga kekudusan sebagai umat Tuhan. Ini adalah hal yang menyenangkan hati Tuhan.
2. Daniel Intim dengan Tuhan
Dituliskan bahwa Daniel berlutut, berdoa dan memuji Allah tiga kali sehari menghadap ke arah Yerusalem. Ini adalah kehidupan yang intim dengan Tuhan. Orang yang menjalankan pemerintahan seperti Daniel pasti sangat sibuk, namun tetap memberikan waktunya untuk berdoa. Disebutkan juga bahwa hal itu “biasa dilakukannya” – memberikan pengertian bahwa dalam setiap situasi Daniel berdoa, memuji dan memyembah Tuhan. Bandingkan dengan orang yang hanya berdoa ketika menghadapi masalah atau sedang sakit, mereka akan berhenti berdoa ketika sudah sembuh.
3. Daniel Dipenuhi Roh Tuhan
Daniel dapat melakukan hal-hal besar karena dipenuhi Roh Tuhan. Ada perkara-perkara yang tidak dapat dilakukan oleh manusia pada umumnya, misalnya mengerti mimpi orang lain, hal itu dapat dilakukannya karena pertolongan Tuhan.
Jadi bagaimana Daniel – dengan tanpa disadarinya – membangun personal branding? Daniel membangunnya dengan cara menghidupi kehidupan yang melekat kepada Tuhan. Daniel tidak secara aktif mempertontonan dirinya sebagai orang baik, namun dengan menjalankan kehidupan yang menuruti Firman Tuhan. Kita melihat tangan Tuhan yang berkuasa, membuat Daniel dikenal baik dan dipercaya oleh raja Babel. Meskipun situasi zaman Daniel dan kita berbeda, kebenaran Firman tetap sama, kita dapat menerapkan prinsip-prinsip kehidupan Daniel dalam kehidupan zaman sekarang.
PERSONAL BRANDING menjadi serupa dengan Kristus.
Rasul Paulus menyatakan dalam 2 Korintus 3:3,“Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.”
Orang percaya adalah surat yang terbuka, artinya semua orang akan membaca hidup kita. Masalahnya adalah apakah yang mereka baca dapat membuat mereka memuliakan Tuhan atau sebaliknya? Hal itu tergantung dari personal branding yang kita miliki.
Tuhan Yesus mengajar bahwa murid-murid adalah terang dunia. Murid-murid tidak boleh berpikir mereka adalah orang-orang gelap. Bersama Tuhan Yesus, kita adalah terang yang seharusnya memberi cahaya kepada orang lain. Ketika terang itu bercahaya di depan orang, membantu mengatasi kegelapan, maka orang-orang akan memuliakan Bapa yang di sorga. Sebagai seorang murid, kita harus menyadari hal itu dan berfungsi sebagai terang, dalam hal ini melakukan perbuatan yang baik.
Personal branding yang sejati adalah menjadi seperti Kristus dengan taat dan setia melakukan kehendak Bapa di surga. Dengan setia mengikuti arahan Tuhan, tanpa bermaksud untuk memamerkan kelebihan diri kita, maka Tuhan yang akan melakukannya.
Setiap saudara unik di hadapan Tuhan, tetapi Tuhan memiliki perintah yang sama untuk kita menjadi serupa dengan Kristus dalam karakter dan pelayananNya. Yesus senantiasa mencari dan melakukan kehendak Bapa demikian juga kita. Yesus memuliakan BapaNya demikian juga kita melalui pengorbanan dan pelayanan kita biar Bapa di surga di permuliakan.
Tuhan Yesus memberkati.

image source: https://www.pinterest.com/pin/1john26hewhosaysheabidesinhimoughthimselfalsotowalkevenashewalked–697213586037235339/

API TUHAN YANG MENGHANGUSKAN

API TUHAN YANG MENGHANGUSKAN

Allah menghendaki orang percaya mengalami pertumbuhan rohani. Seorang petobat baru percaya pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah seperti seorang anak bayi (secara rohani mengalami kelahiran baru) yang harus tertanam dan bertumbuh menjadi murid Kristus yang dewasa. Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani , supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan (1 Petrus 2:2)

Bertambahnya usia tidak otomatis membuat seseorang semakin dewasa secara rohani. Walaupun seseorang sudah lama jadi Kristen, belum tentu ia menjadi dewasa rohani dan melakukan kehendak Tuhan. Untuk menjadi dewasa seseorang harus “tertanam”. Tertanam artinya berkomitmen dengan setia dan taat hidup oleh firman (melalui proses pendewasaan rohani) sehingga ia dapat memuridkan orang lain dan berjalan dalam panggilan Tuhan.

Bayi rohani yang tidak dimuridkan cenderung lamban dalam hal mendengar (lamban artinya ‘become dull and sluggish in [your spiritual] hearing and disinclined to listen’). Tidak ada rasa haus dan lapar akan hal yang rohani, dan malas meresponi firman. Bayi rohani dapat dianggap sama dengan manusia duniawi yang belum dewasa (1 Korintus 3:1-3), yang masih memerlukan susu dan belum dapat menerima makanan keras.

Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. (Ibrani 5:11-13)

Biasanya bayi rohani lebih menyukai perdebatan tentang perbedaan-perbedaan yang membuat dia tersandung, menganggap diri paling benar karena merasa punya banyak pengetahuan firman. Mereka hanya mau mendengar apa yang menyenangkan hatinya, suka kenyamanan, tidak mau bayar harga, tidak suka menerima teguran, dan mudah terombang-ambing tergantung situasi dan perasaan (mood/feeling). Lama kelamaan hatinya jadi degil karena tipu daya dosa dan hidupnya makin jauh dari Tuhan.

Bayi rohani yang tidak mau dimuridkan akan rentan untuk murtad. Mereka meninggalkan jalan kebenaran dengan kembali pada cara hidup yang lama, lalu tersesat dan terjebak dalam rupa-rupa kecemaran dunia.

Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum. Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah; tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran. (Ibrani 6:4-8)

Sementara seorang bayi rohani yang mau dimuridkan akan melatih dirinya untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat. (Ibrani 5:14). Caranya adalah dengan terus mengalami pembaruan akal budi oleh firman Allah sehingga dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Pembaruan akal budi bukan hanya menjadi sekedar pengetahuan saja tapi menjadi pewahyuan/rhema dalam hidupnya. Ia belajar menjadi pelaku firman sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Ini bukanlah sesuatu yang instan, tapi harus melalui proses yang panjang seumur hidup.

Sebagai murid, bisa saja seseorang melakukan kesalahan, tetapi ia akan rela menerima didikan, ajaran, nasihat, peringatan, teguran atau hajaran Tuhan dengan hati yang dipenuhi kasih dan sukacita. Ia mengerti bahwa Tuhan mendidik demi kebaikan agar tetap berada dalam jalur keselamatan dan tidak dihukum bersama-sama dengan dunia (1 Korintus 11:32).

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. (2 Timotius 3:16-17)

Sebagai orang-orang pilihan Allah, imamat yang rajani, bangsa yang kudus; Allah menghendaki agar kita terus belajar hidup oleh firman dan mengalami pertumbuhan secara rohani serta menghasilkan buah-buah kebenaran dalam hidup kita.

Murid Kristus adalah orang yang harus berani sangkal diri dari semua keinginan daging. Murid Kristus adalah orang-orang pilihan yang dituntut untuk mengalami penderitaan yang sama dengan Kristus dan menjadi semakin serupa denganNya. Untuk itu diperlukan latihan, yaitu dilatih dengan makanan firman yang keras serta mengalami proses ujian iman. Orang yang lamban untuk melakukan firman dengan berjalannya waktu, orang tersebut dapat menjadi murtad.

Orang yang murtad tidak hanya menyangkal Yesus, lalu berpindah agama. Orang yang murtad juga bisa berarti orang Kristen yang menyimpang atau berbalik dari jalan Kristus, dengan melakukan perbuatan dosa, kecemaran atau perbuatan yang tidak menghormati Tuhan. Mereka berbuat sekehendak hatinya, melakukan perbuatan yang tercela dan mempermalukan Kristus di depan umum.

Di dalam Alkitab, dicatat bagaimana api yang menghanguskan dari Tuhan dapat melanda/ menimpa seseorang, contoh : Nadab dan Abihu, yaitu anak-anak Harun yang juga dipilih Tuhan untuk memegang jabatan keimaman (Keluaran 28).

Kita mau belajar dari kedua orang ini, kesalahan atau hal-hal apa yang seharusnya tidak kita lakukan, yang dapat mendatangkan api yang menghanguskan dalam kehidupan kita :

Kemudian anak-anak Harun, Nadab dan Abihu, masing-masing mengambil perbaraannya, membubuh api ke dalamnya serta menaruh ukupan di atas api itu. Dengan demikian mereka mempersembahkan ke hadapan TUHAN api yang asing yang tidak diperintahkan-Nya kepada mereka. Maka keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan TUHAN. (Imamat 10:1-2)

Mari kita belajar dari kesalahan mereka :

1. Mempersembahkan api asing

Seperti kita ketahui bahwa bau yang harum di hadapan Tuhan dan menjadi ibadah yang sejati, yaitu ketika kita mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah. Jika di dalam hidup kita masih ada keinginan-keinginan daging, hawa nafsu duniawi, seperti : perseteruan, iri hati, mengasihani diri sendiri, khawatir, amarah, hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, perkataan kotor, perkataan yang sia-sia, dlsb; maka itu bukanlah persembahan yang kudus dan ibadah yang sejati serta berkenan di hadapan Allah. Jika ada seorang yang menganggap dirinya beribadah tapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri dan ibadahnya menjadi sia-sia (Yakobus 1:26).

Tidak ada seorangpun dari kita yang sanggup mematikan kedagingan dengan kekuatan sendiri. Kita sangat memerlukan hadirat dan kuasa Roh Kudus setiap saat. Oleh sebab itu beri diri kita untuk dipimpin Roh Kudus. Jika kita selalu penuh dengan hadirat Tuhan (melalui doa pujian penyembahan), maka roh kita akan dikuasai oleh Roh Kudus secara penuh, sehingga jiwa (pikiran, perasaan, kehendak) akan mudah tunduk kepada pimpinan dan keinginan Roh.

Selain itu penuhi jiwa kita dengan merenungkan firman Tuhan siang dan malam (Mazmur 1:1-3). Pengetahuan dan pewahyuan tentang firman akan sangat mempengaruhi cara pandang, belief system, gaya hidup, dan kemampuan menerapkan firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari serta dalam mengambil keputusan. Dengan demikian kita tidak mudah terjerat dalam tipu muslihat iblis, melainkan tunduk kepada perintah dan kehendak Allah. Kita jadi berkeinginan menjauhkan diri dari kecemaran dan hal-hal yang Tuhan tidak suka. Hidup kita dikuduskan oleh firman, menjadi persembahan yang kudus, tidak ada api-api asing sehingga Tuhan berkenan.

2. Melakukan yang tidak diperintahkan Tuhan

Sebenarnya tugas keimaman untuk mempersembahkan korban diatas mezbah adalah tugas imam besar yaitu Harun, ayah mereka. Nadab dan Abihu tugasnya hanya membantu, melakukan apa yang disampaikan Tuhan melalui Musa dan Harun.

Janganlah kita melakukan segala sesuatu yang tidak Tuhan kehendaki, atau kita melakukan perintah Tuhan, namun dengan cara kita sendiri, melakukan apa yang menjadi keinginan kita tanpa bertanya kepada Tuhan.

Ketika kita melakukan sesuatu yang bukan perintah/ kehendak Tuhan, atau melakukan sesuatu yang dilarang Tuhan, maka berarti kita tidak menghormati Tuhan, telah berbuat lancang, dan mendahului Tuhan. Ketidaktaatan yang kita lakukan sama halnya dengan mempermainkan Tuhan.
Tuhan adalah api yang menghanguskan api asing yaitu sesuatu yang tidak Dia perintahkan/bukan kehendakNya.

Jangan buat api sendiri walaupun kelihatannya baik menurut pemandangan kita. Pekerjaan ‘daging’ (yaitu ide, pemikiran, cara-cara, keputusan bahkan pelayanan yang berasal dari diri sendiri) akan dihanguskan oleh api Tuhan. Latih diri untuk selalu berkonsultasi kepada Roh Kudus dalam segala sesuatu. Ia akan memberi pewahyuan, hikmat ilahi, mengarahkan, menolong dan memampukan kita melakukan kehendak Bapa. Jangan bersandar kepada pengertian sendiri tapi akuilah Dia dalam segala laku kita, maka Ia akan meluruskan jalan kita (Amsal 3:6).

Alkitab mencatat bahwa akhir jaman ini akan banyak orang akan murtad (meninggalkan Tuhan), akan saling menyerahkan dan saling membenci (Matius 24:10). Jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka (Ibrani 10:26-27).

Biarlah hari-hari ini kita semua mau hidup dalam pertobatan. Bangun manusia roh kita, bertumbuhlah menjadi murid Kristus yang dewasa agar hidup berkemenangan di masa sukar ke depan. Biarkan api Tuhan menghanguskan semua api asing yaitu dosa, ikatan, kedagingan, dan ketidakbenaran dalam hidup kita. Bagi orang durhaka, api Tuhan membinasakan mereka. Bagi orang percaya, api Tuhan memurnikan, menguduskan, dan menyelamatkan kita. Amen.